Memaknai Model Pidato Severn Suzuki Sebagai Motivasi Pembelajaran Pidato Siswa SMP
Nektarnews.com – Pidato adalah seni berbicara untuk menyampaikan ide kepada orang banyak.
Berlabel menyampaikan ide bukan berarti berpidato bisa dilakukan oleh semua
orang. Justru tidak semua orang bisa berpidato. Mengingat orang yang berpidato
harus memiliki mental serta berani melawan rasa takut itu sendiri. Keberanian
berpidato tidak ditentukan usia, apakah dia muda, remaja, atau dewasa. Pun
tidak ditentukan dari keturunan. Tetapi, keberanian berpidato ditentukan oleh
banyaknya pengalaman yang dialami.
Selain berani berpidato, tahap selanjutnya orang yang berpidato harus
mampu menyampaikan ide dengan terstruktur dan membekas di hati orang yang
mendengarkan. Walaupun masih harus memerhatikan penampilan seperti kerapian
pakaian, rambut, cara memegang pengeras suara dan motivasi berupa sikap percaya
diri. Kenyataannya, banyak orang Indonesia menganggap sesuatu itu sulit sehingga
mereka lebih memilih tidak mau berpidato.
Ini pentingnya pembinaan usia dini. Ketakutan dalam berpidato bisa dirubah dan diperbaiki. Salah satu sasarannya yakni melatih siswa berani berpidato mulai dari sekolah dasar. Sehingga dijenjang sekolah menengah pertama mereka sudah punya pengalaman dan lebih terbiasa.
Pidato Severn Suzuki
Siapa yang tidak mengenal Severn Suzuki? Dia merupakan siswa SMP yang
mampu berpidato dengan meyakinkan dihadapan tokoh-tokoh dunia. Pidato yang berisi
mengenai keadilan yang harus diperoleh anak-anak seusianya untuk menikmati
lingkungan masa depan mampu menghipnotis pemimpin-pemimpin termuka dunia.
Tidak sekedar itu, pemilihan kata yang diucapkan siswa SMP itu sangat terstruktur. Pertama, Severn mengawali pidatonya dengan memperkenalkan nama sekaligus sebagai perwakilan ECO (Environtmental Children Organization). Kedua, Ia memberikan latar belakang utama mengenai keinginan masa depan baginya dan anak seusianya. Ketiga, Ia memberikan pengantar ke pokok persoalan dengan model repetisi. Saya merasa takut untuk berada di bawah sinar matahari karena berlubangnya lapisan ozon. Saya merasa takut untuk bernapas karena saya tidak tahu ada bahan kimia apa yang dibawa oleh udara. Keempat, mengungkapkan inti repetisi dari ketulusan apa yang dirasakannya. Kelima, memberikan pertanyaan empiris beserta penyajian fakta. Keenam, di saat yang sudah tepat dengan berani menyampaikan isi pidato. Jika anda tidak tahu bagaimana cara memperbaikinya, tolong berhenti merusaknya! Ketujuh, menyampaikan argumen-argumen yang ingin disampaikan. Setelah itu, memberikan pesan penutup yang menyentuh. Ayah saya selalu berkata, “Kamu akan selalu dikenang karena perbuatanmu, bukan oleh kata-katamu.” Jadi, apa yang Anda lakukan membuat saya menangis pada malam hari. Kalian orang dewasa berkata bahwa kalian menyayangi kami. Saya menantang Anda. Cobalah untuk mewujudkan kata-kata tersebut. Sekian, atas perhatiannya terima kasih.
Motivasi untuk Pembelajaran
Bisa dibayangkan betapa menyentuhnya pidato dari siswa yang masih SMP. Dia bukan lagi pada tataran berani, tetapi mampu menyampaikan pidato dengan baik. Tampil percaya diri dan tidak terlihat grogi. Seharusnya pidato yang dibawakan Severn mampu memotivasi siswa Indonesia yang tidak memiliki kepercayaan diri dalam berpidato. Apalagi model pidato Severn sudah ditampilkan dibuku Bahasa Indonesia SMP edisi revisi 2018.
Jika siswa Indonesia mau belajar dari itu. Bukan tidak mungkin, siswa Indonesia mampu berpidato seperti itu bahkan bisa jadi lebih baik. Keuntungannya, di masa depan sudah tidak ada lagi orang Indonesia yang tidak bisa berpidato. Jadi, motivasi untuk belajar berpidato di masa dini sangat penting untuk pengembangangan berkelanjutan di masa depan.
Tidak ada komentar