Pemberdayaan Masyarakat untuk Mewujudkan Lingkungan Sehat di RW.01 Notoprajan, Kecamatan Ngampilan, Kota Yogyakarta
Nektarnews.com – Pemberdayaan masyarakat merupakan
upaya yang penting dalam mewujudkan lingkungan sehat di suatu wilayah. Mahasiswa
KKN Alternatif 87 Unit IV.C.1 menyelenggarakan pemberdayaan masyarakat, Kamis
(22/6/2023).
Kegiatan ini menjadi momentum
mewujudkan lingkungan sehat melalui berbagai upaya kolaboratif. Selain itu, kegiatan
ini bermaksud untuk memperkuat peran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga
kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Mahasiswa KKN Alternatif 87 Unit IV.C.1
berperan dalam memfasilitasi dan mengorganisir kegiatan pemberdayaan masyarakat
tersebut. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah menciptakan kesadaran dan
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan
sehat.
Kegiatan ini dilaksanakan di SD Negeri
Serangan, Notoprajan, Kecamatan Ngampilan, Kota Yogyakarta. Kegiatan
pemberdayaan masyarakat dihadiri oleh beberapa tamu undangan yang terdiri dari,
Lurah Notoprajan, Ibu Diah Nur Astuti, S.H, M.Si, Fasilitator Kelurahan, Ketua
RW, DPL KKN, dan Perwakilan RT.
Pemberdayaan masyarakat di RW.01
Notoprajan, Kecamatan Ngampilan, Kota Yogyakarta diawali dengan, pemaparan
materi dan pelatihan pembuatan fasilitas pengolahann sampah organik. Materi
tersebut disampaikan oleh Bapak Ahmad Faizal Rangkuti, SKM., M.Kes, yang
merupakan dosen pembimbing lapangan KKN Alternatif 87, Unit IV, Notoprajan.
Materi tersebut mencakup
informasi mengenai pentingnya pengelolaan sampah, upaya penghijauan, penggunaan
energi terbarukan, dan kegiatan-kegiatan lain yang berkontribusi pada
kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Kemudian Mahasiswa KKN Alternatif
87 Unit IV.C.1 juga melakukan praktik pembuatan fasilitas pengolahan sampah
organik melalui media ember tumpuk. Adapun langkah-langkah pembuatan ember
tumpuk yaitu :
- Pertama, disiapkan dua ember. Ember pada
bagian bawah dilubangi tutupnya menggunakan bor dan setelah terbentuk
lubang pada bagian atas ember dirapikan menggunakan pisau.
- Lubang dibuat pada bagian bawah ember untuk
kemudian digunakan sebagai kran galon pada ember kedua.
- Langkah selanjutnya, membuat lubang dengan
diameter kecil-kecil pada bagian bawah ember pertama, kemudian dibuat juga
lubang pada bagian atas ember sebanyak empat lubang sebagai tempat
masuknya lalat BSF.
- Tumpuk ember pertama dan ember kedua, ember
pertama menumpuk dibagian atas ember pertama, di mana bagian atas
diletakan masuk pada tutup ember kedua yang telah dilubangi pada bagian
tengahnya.
Dengan adanya fasilitas
pengolahan sampah organik yang baik, diharapkan dapat mengurangi dampak negatif
sampah terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Melalui kegiatan-kegiatan
tersebut, diharapkan masyarakat di RW.01 Notoprajan dapat terlibat aktif dalam
menjaga kebersihan lingkungan dan mewujudkan lingkungan yang sehat. Dengan
peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat, diharapkan akan tercipta lingkungan
yang bersih, hijau, dan berkelanjutan di wilayah tersebut.
Ibu Lurah Kelurahan Notoprajan
menyatakan bahwa "Permasalahan
sampah ini memang menjadi masalah bersama sehingga semua pihak harus terlibat
untuk penyelesaiannya. Yogyakarta memerlukan langkah berkelanjutan untuk
menyelesaikan permasalahan sampah. Sistem pengolahan sampah dengan pemanfaat
magot melalui media ember tumpuk pada kegiatan tersebut diharapkan memberikan
solusi pengelolaan sampah secara mandiri bagi masyarakat Notorparajan."
”Kegiatan tersebut sangat
membantu beberapa program mengenai kebersihan lingkungan, seperti program
pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengatasi darurat sampah didaerah Kota
Yogyakarta” ungkap ketua RW
“Kegiatan tersebut dapat mendukung pengurangan sampah dapur dan sampah organik di lingkungan RW 1” ungkap salah satu warga RW 1.
Pemeriksaan berkala oleh
mahasiswa KKN unit IV.C.1 terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut dapat
disimpulkan sebagai berikut:
- Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat untuk
Mewujudkan Lingkungan Sehat di RW.01 Notoprajan, Kecamatan Ngampilan, Kota
Yogyakarta secara umum mencerminkan kualitas yang baik dalam mengurangi
peramasalahan sampah di RW.01. Hal
ini terbukti oleh masyarakat yang telah mulai menggunakan ember tumpuk
secara aktif untuk mengelolah sampah organik.
- Adanya upaya masyarakatan untuk membantu
pelaksaan kegiatan tersebut seperti masyarakat ikut berpartisiapsi dalam
merawat dan menjaga emper tumpuk. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat
merespon positif dalam penerapan kegiatan tersebut.
Tidak ada komentar